Kisah Inspiratif Ibu Penyapu Jalan Bisa Kuliahkan 6 Anak
MANOKWARI, iNews.id - Kisah ibu Amina penyapu jalan bisa menyekolahkan enam anaknya hingga bangku kuliah patut mendapat decak kagum. Dia bahkan mendapatkan penghargaan dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), yang diserahkan oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw.
Dalam keseharian, Amina bekerja sebagai penyapu jalan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana. Pekerjaan itu telah dia lakoni sejak Hasan Ahmad Aituwarauw menjadi caretaker Bupati Kaimana pada 2003, kala Kaimana belum dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Fafkak.
Upah dari menyapu jalan waktu itu dia terima hanya Rp500.000 per bulan, kemudian naik menjadi Rp1 juta per bulan ketika Matias Mairuma menjabat sebagai Bupati Kaiman dua periode (2016-2021). Hingga kini pada era Bupati Freddy Thie, upah dari menyapu jalan masih tetap Rp1 juta per bulan.
Terkadang Amina mengaku merasa lelah, namun semangatnya tak pernah luntur. Menyapu jalan, baginya, pekerjaan halal yang harus dijalani demi membiayai enam anaknya bersekolah, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Pekerjaan menyapu jalan dilakukan mulai Senin-Sabtu, pukul 05.00 WIT. Ada empat kelompok petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup, dan Amina berada dalam kelompok dua.
"Mama (saya) menyapu dari pukul 05.00 pagi. Kadang ketemu orang mabuk tapi mama baik dengan mereka, jadi mereka tidak ganggu mama," kata Amina Sabuku usai menerima penghargaan.
Bermodalkan gaji dari upah menyapu jalan, Amina kemudian membuka usaha kecil-kecilan sembari mengajukan pinjaman di koperasi ketika salah satu anaknya mulai masuk perguruan tinggi. Amina tidak pernah mengeluhkan besaran gajinya.
Dia pinjam koperasi untuk modal usaha, yang cicilannya dibayar dari gajinya. Amina selalu berpesan agar enam anaknya tetap rendah hati.
Perjuangan Amina memang tidaklah mudah karena dia harus berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus penopang perekonomian keluarga lantaran sang suami sudah renta.
Berkat kerja kerasnya, lima anak Amina berhasil menyelesaikan perguruan tinggi di Manado dan Kalimantan. Anak terakhirnya sedang mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Meski begitu, Amina belum berniat meninggalkan pekerjaan menyapu jalan yang telah memberikan rezeki dalam membiayai anak sekolah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Editor: Nani Suherni