KKB Papua Punya Senjata AK47 dan M16, Ternyata Dibeli Sosok Ini
JAKARTA, iNews.id - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) tak henti menebar teror di Papua. Selain menembaki pasukan TNI-Polri, gerombolan teroris itu juga menyasar penduduk hingga membakar fasilitas pendidikan.
Peristiwa terbaru, KKB yang beroperasi di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak memberondongkan tembakan ke Satgas Operasi Nemangkawi. Baku tembak terjadi di sekitar Jembatan Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Minggu (16/5/2021) dini hari.
“Tiga teroris KKB tertembak. Dua tewas dan satu melarikan diri dalam kondisi terluka,” kata Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Al Qudussy, Minggu.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan dua payat teroris, 1 pucuk senjata organik jenis Moser 7,62, dan 1 buah alat komunikasi HT. Kemudian, amunisi 17 butir dan 4 selongsong peluru.
Sedangkan satu orang yang kabur diketahui membawa senapan AK47. Germbolan anak buah Lekagak Telenggen ini terus diburu tim Satgas Nemangkawi.
Dari berbagai peristiwa baku tembak dengan KKB di sejumlah wilayah, Satgas mengidentifikasi persenjataan kelompok ini beragam. Selain Moser dan AK47, juga terdapat MI6. Bekal persenjataan inilah yang membuat mereka terus melakukan aksi keji dan brutal.
Dari mana senjata itu berasal?
Hasil identifikasi Satgas, umumnya dari pembelian ilegal. Salah satu sosok di balik keberadaan senjata-senjata tempur milik KKB itu yakni Peniel Kogoya.
Peniel Kogoya merupakan penyandang dana pembelian senjata kepada KKB Papua, khususnya yang beroperasi di Intan Jaya.
Dia ditangkap Satgas Nemangkawi, Senin (19/4/2021), berdasarkan hasil pengembangan terhadap tersangka kepemilikan senjata api ilegal, yakni Didy Chandra (DC) dan Fuad Arisetyadi (FA).

Peniel Kogoya sebenarnya sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait KKB. Dari hasil pemeriksaan diketahui Peniel telah membeli senjata empat pucuk dan telah diberikan kepada KKB Nduga di Kabupaten Intan Jaya.
Peniel membeli senjata jenis M16 pada Desember 2019 dengan harga Rp300 juta. Dia juga memesan senjata seharga Rp550 juta pada awal 2020. Transaksi dilakukan dekat gereja di Intan Jaya.
Editor: Zen Teguh