get app
inews
Aa Text
Read Next : Komnas HAM Datangi Yalimo, Pantau Kondisi Masyarakat Pasca-Kerusuhan

Komnas HAM Minta Pengungsi Tak Sebarkan Informasi Negatif soal Kerusuhan Papua

Senin, 07 Oktober 2019 - 14:57:00 WIT
Komnas HAM Minta Pengungsi Tak Sebarkan Informasi Negatif soal Kerusuhan Papua
Pengungsi Papua saat terjadinya kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, beberapa waktu lalu. (Foto: Antara)

JAYAPURA, iNews.idKomnas HAM Perwakilan Papua meminta semua pihak agar tidak menyebar informasi negatif soal kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah seperti Wamena, Jayawijaya, Jayapura dan lainnya. Informasi negatif ini akan semakin memperkeruh keadaan, di saat kondisi Wamena yang telah berangsur kondusif.

“Jikalau ada di antara para pengungsi mengalami insiden langsung saat kejadian, sebaiknya jangan menyebarkan informasi atau kabar yang bernada provokasi lagi. Hal itu akan memunculkan sentimen baru dan dampak negatif lainnya,” ujar Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey, Senin (7/10/2019).

Dia meminta para pengungsi yang masih bertahan di Wamena, Jayawijaya, Jayapura, atau kota-kota agar tidak menyebarkan informasi atau kabar bernada negatif terkait kerusuhan yang terjadi pada Senin (23/9/2019). Informasi yang diberikan pengungsi ini sering dimanfaatkan dan diputarbalikkan kelompok tertentu.

Frits khawatir, berita yang terkesan provokatif berpotensi memicu kekerasan. Baik kekerasan fisik, kebencian, dendam atau sentimen-sentimen baru.

"Karena itu, pemerintah kabupaten dan kota mesti mencegah kelompok-kelompok atau aktor yang berpotensi meresahkan masyarakat. Buka komunikasi dengan baik supaya warga mendapat jaminan kerusuhan tidak akan terjadi lagi," katanya.

Sejauh ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi, serta Dinas Informasi dan Komunikasi Papua sudah memblokir dan membatasi akses internet di Papua pascakerusuhan. Sementara di sisi lain, perusahaan Facebook Inc, Kamis (3/10), mengumumkan telah menghapus ratusan laman, grup, dan akun Facebook di empat negara, termasuk Indonesia.

Tindakan itu diambil karena pengelola Facebook mengidentifikasi adanya  pelanggaran yang disebut sebagai ‘perilaku tak otentik terkoordinasi’. Di antara yang dihapus termasuk 100 akun terkait Papua.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut