Mengenal Alat Musik Tradisional Papua, Langka dan Unik
Alat musik Pikon pada umumnya digunakan oleh kaum laki-laki dari suku Dani. Alat ini memiliki bentuk bulat lonjong dan terbuat dari sebilah bambu yang ukurannya sangat kecil.
Selain itu, pada bagian tengah alat terdapat seutas tali yang dipasang kencang dan terikat pada sepotong lidi yang berfungsi sebagai penggetar.
Untuk memainkannya, cukup menarik lidi bagian pangkal sehingga kemudian potongan penggetar akan bergetar dan menghasilkan suara yang khas.
Triton yang umumnya dibuat dari kulit kerang di pantai. Untuk mendapatkannya, kerang tersebut bisa ditemukan di seluruh pantai di Papua. Namun paling sering ditemukan di daerah Biak, Yapen, Nabire, Waropen dan Wondama.
Sebelum menjadi alat musik, triton awalnya juga digunakan sebagai alat panggil dan pemberi tanda. Cara memainkan alat musik Papua ini cukup mudah, yakni dengan meniup satu sisi kulit kerang.
Dahulu, alat musik triton memiliki fungsi sebagai alat komunikasi seperti untuk mengumpulkan penduduk kampung, kini hanya digunakan sebagai hiburan saja.
Alat musik ini fungsinya sama dengan Triton pada zaman dulu, yakni untuk mengumpulkan penduduk di satu tempat. Yi juga lebih umum dipakai oleh ketua adat ketika akan ada acara adat atau ketika pengumuman akan disampaikan kepada warga kampung.
Alat musik ini umumnya dibuat dari kayu gelondongan yang bagian tengahnya berongga. Alat musik ini juga cukup mirip dengan kentongan karena cara memainkannya dengan memukulnya dengan keras.
Alat musik ini terbuat dari kayu atau bambu. Umumnya, alat musik fuu digunakan bersamaan dengan alat musik lain, seperti tifa. Perpaduan bunyi alat musik ini akan menghasilkan paduan yang harmonis.
Cara memainkan alat musik fuu dengan meniup bagian yang terbuka atau berlubang. Alat musik tradisional ini juga dapat digunakan untuk memanggil penduduk untuk berkumpul. Namun, sering digunakan untuk mengiringi tarian khas suku Asmat.
Editor: Kurnia Illahi