get app
inews
Aa Text
Read Next : Terungkap! 2 Korban Pembunuhan di Mimika Ternyata Tukang Ojek, Tewas Dipenggal

Menikmati Pesona Tembagapura: Antara Hujan, Tambang, dan Kebhinekaan

Rabu, 28 Agustus 2024 - 07:30:00 WIT
Menikmati Pesona Tembagapura: Antara Hujan, Tambang, dan Kebhinekaan
Tembagapura dipotret dari ketinggian. Wilayah ini berada di lembah Mulkini lereng Gunung Zaagkam yang secara administratif masuk Kabupaten Mimika. (Foto: PTFI).

Seiring kontrak karya pertama itu, Freeport pun bergerak memulai eksplorasi Ertsberg. Aktivitas ini berarti melibatkan karyawan dalam jumlah tak sedikit. Untuk mendukung operasional itu lah dibangun permukiman baik di dataran rendah (lowland) dan dataran tinggi (highland).

Di dataran tinggi, Tembagapura mulai dibangun pada 1970-1972. Sebagai kota tambang, mayoritas penghuni tentu para pekerja tambang PTFI dan keluarganya. Lanskap kota yang naik-turun karena berada di lembah pegunungan ini tidak saja berisi hunian, namun juga telah lengkap dengan berbagai sarana pendukung.

Lalu-lalang bus kota di Distrik Tembagapura. Kendaraan ini unik. Meski disebut bus, sebenarnya dia adalah truk. (Foto: PTFI).
Lalu-lalang bus kota di Distrik Tembagapura. Kendaraan ini unik. Meski disebut bus, sebenarnya dia adalah truk. (Foto: PTFI).

Sebut saja sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, hingga pusat perbelanjaan. Tak ketinggalan pula pusat rekreasi dan olahraga. Teranyar, di Tembagapura baru saja diresmikan kolam renang indoor berskala internasional (olympic size).

Biaya pembangunan fasilitas ini mencapai USD2,5 juta atau setara Rp38 miliar (kurs Rp15.470). Terbilang mahal karena konstruksi gedung membutuhkan effort yang besar. “Saat membangun pondasi, di bawah sini batu-batunya sebesar rumah, Pak. Itu yang membuat biaya cukup besar,” tutur Manajer Pengelolaan Fasilitas PTFI Sugiharso kepada Tony Wenas dalam acara peresmian kolam renang itu pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Kota Kebhinekaan

Tony Wenas kerap menggambarkan Tembagapura sebagai melting pot atau titik lebur kebudayaan Indonesia. Pendek kata, kota mungil nan indah ini sekaligus miniatur kebhinekaan Nusantara. 

Penggambaran yang tak berlebihan mengingat Tembagapura dihuni oleh masyarakat dari berbagai daerah. Bukan hanya orang asli Papua, namun juga tersebar dari Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, NTT, Sulawesi dan lainnya. Itu artinya berbagai suku dari Indonesia juga ada di Tembagapura.

Bila dihitung sejak pertama kali berdiri pada 1973, penghuni kota ini bahkan telah turun-temurun hingga tiga generasi atau lebih. Sebagian besar dari anak-anak pegawai Freeport, ada yang mengikuti jejak orang tuanya. Namun banyak pula yang berdiaspora ke berbagai tempat lain dengan pekerjaan beragam.

Melting pot kebhinekaan Tembagapura tecermin nyata dalam upacara HUT ke-79 RI yang digelar PTFI di lapangan Sport Hall Tembagapura. Ketika upacara pengibaran bendera usai, acara diisi dengan pagelaran budaya yang mempertemukan tarian dari seluruh Indonesia.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut