JAYAPURA, iNews.id – Seribuan pengungsi korban kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, telah dievakuasi dengan pesawat Hercules ke Lanud Silas Papare Sentani, Kabupaten Jayapura. Evakuasi masih berlangsung hingga Sabtu (28/9/2019) menyusul jumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah.
Danlanud Silas Papare, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso mengatakan, hingga hari ini, terdata sebanyak 1.368 pengungsi dievakuasi dari Wamena yang kini berada Jayapura, Papua. Selain tinggal di Mess Lanud Silas Papare dan Batalyon 751 Reider, ada juga pengungsi yang dijemput keluarganya begitu pesawat mendarat.
Gelombang Pengungsi Kerusuhan Wamena Terus Berdatangan ke Jayapura dengan Hercules
“Saat ini ada sekitar 80 orang yang tinggal di posko pengungsian di Jayapura dan kemungkinan akan ada tambahan pengungsi,” katanya di Jayapura, Sabtu (28/9/2019).
Tri Bowo menambahkan, dalam sehari pesawat Hercules mampu melakukan tiga kali penerbangan dengan mengangkut para pengungsi dari Wamena. Mereka memprioritaskan perempuan, anak-anak dan korban luka.
Selain itu pesawat juga mengangkut bantuan bahan makanan dan pakaian kayak pakai untuk ribuan pengungsi yang masih tertahan di posko pengungsian di Wamena.
Cerita Pengungsi Korban Kerusuhan di Wamena, 600-an Warga Sempat Disandera
Menurut Tri Bowo, pesawat yang menuju ke Pulau Jawa juga akan dimaksimalkan untuk mengangkut pengungsi. Seperti saat ada pesawat Hercules yang harus kembali ke Jawa untuk menjalani perawatan rutin.
“Ada empat orang kami terbangkan bersama pesawat Hercules yang kebetulan harus menjalani perawatan karena waktu operasionalnya habis. Sedapat mungkin pesawat yang ke Jawa akan kami fasilitasi untuk para pengungsi,” kata Tri Bowo.
Pasca kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, ribuan orang mengungsi. Saat ini, pengungsi korban kerusuhan yang berada di markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya membutuhkan banyak bantuan.
Komandan Distrik Militer 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto di Jayapura, Sabtu, mengatakan, para warga yang mengungsi membutuhakn pakaian, makanan, dan barang-barang keperluan anak dan perempuan. Pasalnya, saat mengungsi, mereka hanya membawa pakaian di badan saat berusaha menghindari dampak kerusuhan di Wamena.
Editor: Umaya Khusniah