Polda Papua Segera Evakuasi 17 Guru di Opini Usai Insiden Pemerkosaan
TIMIKA, iNews.id - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali berulah. Mereka memerkosa seorang guru di Opini, Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal telah membenarkan peristiwa keji tersebut.
Kombes Pol Kamal mengatakan, guru sekolah dasar (SD) berinisial GR diperkosa secara bergilir oleh enam anggota KKSB OPM. "Dari laporan yang kami terima pelaku pemerkosaan diduga kelompok bersenjata yang berada di wilayah Tembagapura," ungkap Kamal, Senin (16/4/2018).
Berdasarkan kronologis kejadian dilaporkan, korban diperkosa saat menuju lokasi upacara adat bakar batu yang digelar masyarakat setempat. Upacara tersebut digelar dalam rangka perpisahan antara masyarakat Opitawak dengan Banti yang diungsikan polisi dan TNI ke wilayah Aroanop. Saat ini, kata dia, Polisi dan TNI segera mengevakuasi 17 guru lain yang masih bertugas di Opini.
"Sebanyak 17 guru kontrak yang bertugas di Aroanop terdiri dari delapan perempuan dan sembilan laki-laki tengah dievakuasi menuju Timika dengan menggunakan helikopter milik PT Freeport Indonesia," katanya.
Menurutnya, kepolisian setempat juga melakukan pendataan sejumlah guru lain yang bertugas di wilayah tersebut. "Masih diinventarisir berapa guru lagi yang ada di sekitar Distrik Tembagapura," ujarnya.
Diketahui, beberapa waktu belakangan kondisi keamanan di wilayah Papua semakin memanas. Terutama setelah adanya ultimatum perang yang dikeluarkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Bahkan, TNI dan Polri telah menggelar operasi senyap menumpas kelompok yang dijuluki dengan nama Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) itu.
Pernyataan ultimatum perang itu diumumkan Mayor Jenderal G Lekkagak Telenggen usai dilantik sebagai Kepala Staf Operasi Komando Nasional TPNPB, 2 Februari 2018 di Markas Kimagi, Distrik Yambi, Puncakjaya, Papua. Pembacaan ultimatum itu diunggah TPNPB di akun Youtube resmi mereka. Dalam rekaman video tersebut terlihat ultimatum dibacakan secara resmi dengan latar belakang bendera Bintang Kejora dan dikawal puluhan anggota OPM bersenjata laras panjang.
"Perang jangan berhenti, perang harus tanpa intervensi internasional di Papua. Ultimatum perang, saya sudah umumkan. Jadi, perang harus dilakukan di mana saya di Papua. Ketentuan, aturan perang kita sudah keluarkan itu. Panglima TNI, Polda harus tunduk pada aturan itu, TPN di seluruh Papua, perang harus berdasarkan aturan ini. Tujuan, kami ingin perang lawan TNI, Polri sudah tecantum dalam aturan TPN," kata Lekkagak.
Editor: Achmad Syukron Fadillah