Puluhan Keluarga Korban Penembakan KKB di Nduga Datangi Makodim 1702

WAMENA, iNews.id - Sejumlah anggota keluarga korban dugaan penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, mendatangi Markas Kodim 1702/Jayawijaya, Selasa (4/12/2018) sore. Mereka sengaja datang untuk menunggu jenazah korban.
Sekitar 90-an warga itu diizinkan masuk ke Halaman Kodim 1702/Jayawijaya oleh aparat TNI yang berjaga di pintu masuk Makodim.
Seorang warga yang ditemui di Makodim 1702, Titus mengatakan, satu anggota keluarganya yang bekerja sebagai pengangkut material, pergi ke Nduga pada 29 November lalu. Menurutnya, pihak keluarga belum mendapat informasi pasti dari anggota keluarganya yang bernama Caling. Mereka pun mendatangi pos penanganan kasus Nduga yang ada di Kodim 17012/Jayawijaya.
"Dia antar material ke atas (Nduga). Awalnya kami tahu informasi ini di media. Keluarga saya namanya Caling. Dia kerja di sana sudah selama proyek itu dilakukan," tuturnya.
Titus mengaku sudah melihat foto-foto penembakan yang beredar di media sosial, namun mereka belum yakin apakah benar terjadi penembakan.
"Nanti kami lihat fisiknya aslinya dalam keadaan selamat atau pun sudah menjadi jenazah. Kami dapat foto dari media yang beredar, ini jadi pertanyaan kita juga padahal di sana tidak ada sinyal, tetapi sudah ada di media sosial," ucapnya.
Dari foto yang beredar, kata dia, ada satu korban penembakan yang memiliki ciri-ciri fisik hampir mirip Caling. "Kalau dilihat ciri-ciri fisik, sepertinya serupa, tetapi kami tetap berharap bahwa itu bukan dia," ujarnya.
Titus mengatakan, pihaknya juga belum menerima informasi pasti dari perusahaan. "Dari perusahaan sudah komunikasi, tetapi masih belum jelas ditambah informasi yang masih simpang siur apakah betul atau tidak," ucapnya.
Untuk diketahui, KKB membunuh puluhan karyawan PT Istaka yang sedang melakukan pembangunan jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Minggu (2/12/2018). Pembunuhan ini diduga lantaran anggota KKB tidak terima difoto oleh sejumlah pekerja saat peringatan hari Kemerdekaan Papua, Sabtu (1/12/2018) lalu. Hingga sore hari, evakuasi belum bisa dilakukan.
Editor: Himas Puspito Putra