SORONG, iNews.id – Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kota Sorong, Papua Barat, berangsur kondusif, Kamis (22/8/2019). Sedikitnya 50% narapidana (napi) yang sempat melarikan diri pascakerusuhan juga telah menyerahkan diri.
Pantauan iNews, pusat perbelanjaan sudah kembali dibuka, pun dengan sekolah yang menyenggarakan kegiatan belajar mengajar. Kendati demikian, hingga saat ini pembatasan internet masih berlangsung.
Kota Sorong Kembali Memanas, Massa Serang Wali Kota dan Blokade Jalan
Sejumlah pedagang dan tukang ojek mengaku merugi akibat adanya peristiwa tersebut. Mereka berharap situasi dapat kembali normal dan tidak ada lagi insiden serupa.
“Kami tak bisa narik penumpang seharian selama terjadi aksi unjuk rasa,” ujar Adi, seorang tukang ojek, Kamis (22/8/2019).
Soal internet, akses jaringan seluler sampai saat ini masih terkendala. Hanya jaringan melalui Wifi yang dapat terhubung dengan internet. Khususnya bagi awak media, yang harus mencari jaringan untuk mengirimkan file gambar dan video.
Sementara untuk pengamanan, informasi yang diterima empat SSK pasukan gabungan TNI dan Polro masih disiagakan. Mereka berjaga dan berpatroli untuk memastikan tak adanya lagi pengumpulan massa. Selain itu, tokoh masyarakat, adat dan tokoh agama serta Forkompinda terus berkoordinasi untuk meredam situasi.
Informasi yang diterima, 50% napi yang melarikan diri telah kembali ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sorong. Kebanyakan di antara mereka datang diantar keluarganya.
Kepala Lapas Kelas IIB Sorong Nunus Ananto mengatakan, belum dapat menyimpulkan total keseluruhan napi yang sudah kembali. Namun dari data, ada 289 napi yang melarikan diri saat terjadi kerusuhan.
“Saat ini yang sudah kembali sekitar 50 persen. Kami akan terus berupaya mencari warga binaan yang melarikan diri,” katanya.
Editor: Donald Karouw