Sosok Peltu Deni Zulkarnaen, Prajurit TNI AU yang Berbicara Bahasa Isyarat dengan Steven
JAKARTA, iNews.id - Anggota dari Lanud Johanes Abraham Dimara, Merauke, Peltu Deny Zulkarnaen mempunyai hubungan akrab dengan korban penganiayaan yang kepala diinjak dua oknum prajurit TNI AU, Steven (17). Deni juga memiliki kedekatan yang sangat erat dengan warga yang memiliki keterbatasan atau disabilitas.
Deni menguasai bahasa isyarat. Tidak hanya itu, Deni juga mempunyai 6 orang anak angkat asal Merauke, Papua, yang salah satunya tunawicara.
Kedekatannya dengan kelompok disabilitas di Merauke, sudah berlangsung sejak 5 tahun lalu. Hingga kini, dia aktif di Perhimpunan Disabilitas Kabupaten Merauke.
Deni mulai mempelajari bahasa isyarat, sejak dia memiliki seorang anak angkat tunawicara tahun 1997 lalu. Saat itu, dia berdinas di Lanud Baucau, Timor Timur (Timur Leste saat ini). Bahasa ini dipelajarinya secara autodidak.
“Sejak pertama dinas di Lanud Baucau Timtim tahun 1997 sampai tahun 1999, kami punya anak binaan 1 orang disabilitas. Dari sinilah kami perlahan mulai bisa memahami tentang bahasa isyarat,” kata Deni dalam keterangan pers Penkoopsau III, Minggu (1/8/2021).
Setelah pindah tugas ke Merauke di Lanud J.A. Dimara, tahun 2000 lalu, Deni mengenal seorang pemain bola voly tunawicara. Berawal dari itulah, Deni mulai dekat dengan sejumlah anggota Perhimpunan Disabilitas Kabupaten Merauke.
“Toser tim voly kami merupakan tunawicara, dari sinilah kami mulai menyatu dengan kelompok disabilitas di daerah ini,” ujar Deni.
Kebersamaan dan kedekatannya dengan difabel, diakui Deni menjadi kepuasan sendiri baginya. “Berkumpul dengan mereka dan bisa membantu mereka adalah kepuasan batin kami. Sampai saat ini, kami terus menjalin komunikasi dan berinteraksi,” ungkap Deni.
Selama bergaul dengan kaum disabilitas, dia mengedepankan pendekatan secara hati. Menurut Deni, kaum disabilitas juga butuh perhatian dan perlindungan.
“Mereka juga memiliki kelebihan dan kemampuan, apabila kita memahami mereka dengan cara pendekatan hati, mereka sangat menghormati kita,” katanya.
Saat ini pria kelahiran Merauke tahun 1976 ini, memiliki 10 orang anak, 4 anak kandung dan 6 anak angkat asli Papua. Salah seorang anak angkatnya tersebut merupakan Tunawicara. Sepuluh anaknya tersebut tinggal bersama di rumah pribadinya di Kelurahan Seringgu, Distrik Merauke.
Dua dari enam anak angkatnya, saat ini sedang menjalani seleksi masuk calon Bintara TNI AU. Deni berharap, keduanya bisa diterima menjadi prajurit TNI AU, sehingga dapat melanjutkan profesi yang dia jalani selama ini. Sedangkan 4 anak angkat lainnya, masih duduk dibangku sekolah di SMA dan SMP, Merauke.
Selain berdinas di Lanud J.A Dimara, Deni Zulkarnaen juga dipercaya oleh Bupati Merauke sebagai Wakil Ketua KONI Distrik Merauke.
Pengangkatannya sebagai Wakil Ketua KONI, tentunya berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah berbagai prestasi bidang olahraga yang telah diraihnya, termasuk memajukan olahraga di wilayah tersebut.
Sebelumnya aksi dua oknum prajurit TNI AU yang melakukan kekerasan dengan menginjak kepala, Steven, penyandang tunarungu di Kabupaten Merauke, Papua, viral di media sosial. Atas kejadian itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo meminta maaf.
Fadjar juga mengganti Komandan Lanud JA Dimara, Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto. Kini Danlanud dijabat oleh Kolonel Pnb A. Gogot Winardi.
Editor: Faieq Hidayat