5 Fakta Suku Korowai di Papua yang Tinggal di Pohon, Tak Pakai Koteka hingga Rumor Kanibalisme
2. Ditemukan pertama kali tahun 1978
Sejarah mencatat, Suku Korowai hidup terasing dan tidak mengenal dunia luar. Untuk pertama kalinya, Suku Korowai berkontak dengan dunia luar pada 4 Oktober 1978.
Adalah Johannes Veldhuizen, penginjil di Tanah Papua yang menemukan suku ini dan berkontak dengan mereka. Selama bertahun-tahun, dia mengajarkan cara penyembuhan dan metode kesehatan yang diprogramkan pemerintah. Tidak hanya itu, pada tahun 1980, gereja sempat membangun sekolah dan klinik rawat jalan bagi warga Suku Korowai,
3. Tradisi unik rumah pohon
Suku Korowai terkenal dengan tradisi dan adat yang unik. Mereka membangun rumah bukan di atas tanah, melainkan di atas pepohonan.
Semua warganya tinggal di rumah yang dibuat dari kulit pohon sagu, cabang pohon, daun hutan, tali rotan dan tangga kayu yang tinggi menjulang.
Tujuan rumah tinggi ini untuk menghindari banjir, binatang buas dan lainnya. Mereka juga percaya, semakin tinggi bangunan rumah, akan terhindar dari roh-roh jahat.
Namun kini sudah banyak pula warga Suku Korowai yang tidak lagi tinggal di atas pohon karena banyaknya pengaruh dari luar.
4. Rumor kanibalisme
Suku Korowai hidup dengan cara berburu di hutan. Karena itu ada rumor yang menyebutkan suku ini sebagai kanibalisme. Namun ternyata rumor tersebut tidak benar. Mereka tidak mengonsumsi daging manusia.
Tetapi, apabila ada warga yang dianggap menggunakan ilmu sihir atau disebut dengan khuakhua, maka dilakukan ritual memakan daging manusia.
Editor: Donald Karouw