5. Mumifikasi di Papua
Mumifikasi dilakukan juga oleh masyarakat adat di Papua, salah satunya suku Dani di Pegununungan Jayawijaya. Mumifikasi merupakan proses pengawetan jenazah dengan menghilangkan kelembapan dalam tubuh. Proses mumifikasi hanya dilakukan pada jenazah tertentu, seperti kepala suku atau panglima perang.
Salah satu mumi suku Dani paling terkenal mumi Wim Motok Mabel, yang artinya dalam bahasa daerah setempat hebat dalam berperang. Usianya diperkirakan sudah kurang lebih 350 tahun yang berada di Kampung Jiwika, Distrik Kurulu, sebelah utara Kota Wamena.
Dilansir dari akun instagram @akupapuaasli pada Kamis (30/12/2021), mumi akan mengikuti sejumlah proses pengawaten dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari, ditempatkan di dalam gua, lalu diasapi beberapa minggu hingga sebulan. Cairan tubuh mumi pun dikuras habis dengan prosesi khusus.
Setiap lima tahun sekali, masyarakat Suku Dani rutin melaksanakan upacara pemasangan tali noken yang menandakan pembalseman telah dilakukan guna menjaga kondisi tubuh mumi agar lebih terawat lagi.
Tidak heran jika dilihat dari dekat, di leher Mumi akan terlihat ratusan lilitan tali noken. Bukan hanya menjadi pengingat masa lalu, mumi Wim Motok Mabel juga mampu menjadi penarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Papua.
Proses mumifikasi lainnya dilakukan dengan cara mayat diolesi dengan zat tertentu, kemudian diletakkan di atas perapian dengan tujuan agar terkena asap. Proses mumifikasi ini dilakukan dengan cara mendudukkan jenazah.
Setelah beberapa tahun, jenazah yang terkena asap ini akan berubah warna menjadi hitam. Jenazah yang berhasil dimumifikasi kemudian disimpan di dalam rumah dan akan dikeluarkan pada acara-acara tertentu.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait