Setelah mendapat perintah tersebut, pasukan operasi khusus yang diberi nama sandi Operasi Merah Putih itu melakukan persiapan. Mengingat Somalia bukan tempat yang dekat, dibutuhkan waktu cukup lama hingga sekitar satu minggu untuk menyiapkan KRI. Kapal tersebut membawa semua perlengkapan yang dipersiapkan ke daerah operasi.
"Sekaligus juga kami menyiapkan organisasi tugasnya serta menyiapkan pasukan untuk melatihkan taktik teknik yang kira-kira paling memungkinkan untuk bisa kita gunakan di sana," katanya.
Mereka juga membutuhkan waktu mengumpulkan data intelijen untuk mengetahui posisi kapal tersebut. "Karena memang kapal ini begitu besar kalau dilihat secara, tapi begitu udah di tengah laut, kita belum tahu posisi kapal itu ada di mana, begitu luas laut itu, kalau teroris atau pembajak ini tahu kita mengirimkan pasukan ke sana, mungkin mereka tidak akan selamat ABK kita," katanya.
Suhartono mengatakan, gerakan dari perencanaan sampai dengan persiapan dilakukan dengan betul-betul serahasia mungkin. Setelah diputuskan, akhirnya dikirimkan KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma mendahului ke sana dengan perlengkapan yang akan digunakan sebagai sarana untuk pelaksanaan operasi.
"Berangkat duluan, kemudian mereka sampai ke Pelabuhan di Srilanka. Selanjutnya, saat mereka KRI ini berangkat, ini pasukan kan masih ada di sini, kita persiapan-persiapan latihan-latihan dasar latihan-latihan taktik yang akan kita gunakan di sana, tetapi juga silence sekali," katanya.
Suhartono mengatakan, saat itu memang pemerintah seolah-olah tidak berbuat apa-apa untuk menyelamatkan ABK Kapal MV Sinar Kudus yang disandera. Padahal, TNI sudah melaksanakan kegiatan persiapan.
"Setelah kira-kira mendekati Srilanka, KRI kita menggunakan pesawat TNI AU di-drop di sana, langsung sampai bandara, langsung kita menuju KRI. Di sana juga sangat silence, tidak termonitor kemudian baru kita ke daerah operasi untuk mencari di mana posisi dari MV Sinar Kudus tadi itu," katanya.
Dengan mempertimbangkan data-data intelijen, pasukan akhirnya ke perairan Somalia. Namun, mereka masih menemukan kendala mencari posisi kapal karena lautan yang begitu luas. Apalagi, Kapal MV Sinar Kudus juga terus bergerak.
Editor : Maria Christina
denjaka komandan denjaka korps marinir kapal mv sinar kudus Bajak Laut Somalia somalia sandera pembajakan tni al
Artikel Terkait