Belakangan diketahui informasi intelijen yang tak akurat saat itu menjadikan pesawat TNI dihujani tembakan dari bawah. Berondongan tembakan dari kelompok bersenjata Fretilin membuat pesawat cepat-cepat menyingkir.
Menurut Luhut, 78 orang anggota Kopassandha gagal terjun di pagi itu. Mereka lantas dibawa ke Kupang. Ketika tiba di Bandara Penfui, baru dirinya tahu sejumlah peluru tembakan dari bawah menyebabkan kerusakan kecil di pesawat. Tak hanya itu, seorang load master di Hercules juga gugur terkena tembakan.
“Perasaan saya campur-aduk. Antara kesal, marah, khawatir semua bercampur baur di dalam kabin pesawat C-130B tersebut. Sejumlah anak buah saya telah terjun dan mungkin sudah terlibat tembak-menembak, dan mungkin juga telah menjadi korban. Sementara saya tak berdaya serta malahan tidak mampu memimpin mereka merebut sasaran yang ditentukan,” tuturnya.
Di Kupang itu pula dirinya tahu yang batal terjun tidak hanya dia dan pasukannya. Ada pula Perwira Operasi Grup-1 Mayor Inf Theo Sjafei (almarhum). Bersama Theo, Luhut cepat-cepat mencari jatah agar bisa segera berangkat lagi ke Dili.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait