Luhut Binsar Pandjaitan semasa menjadi perwira Kopassandha (Kopassus) dan terlibat dalam Operasi Seroja di Timor Timur pada Desember 1975. (Foto: Facebook/Luhut Binsar Pandjaitan).

Belakangan diketahui informasi intelijen yang tak akurat saat itu menjadikan pesawat TNI dihujani tembakan dari bawah.  Berondongan tembakan dari kelompok bersenjata Fretilin membuat pesawat cepat-cepat menyingkir.

Menurut Luhut, 78 orang anggota Kopassandha gagal terjun di pagi itu. Mereka lantas dibawa ke Kupang. Ketika tiba di Bandara Penfui, baru dirinya tahu sejumlah peluru tembakan dari bawah  menyebabkan kerusakan kecil di pesawat. Tak hanya itu, seorang load master di Hercules juga gugur terkena tembakan.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Kemenko Kemaritiman dan Investasi).

“Perasaan saya campur-aduk. Antara kesal, marah, khawatir semua bercampur baur di dalam kabin pesawat C-130B tersebut. Sejumlah anak buah saya telah terjun dan mungkin sudah terlibat tembak-menembak, dan mungkin juga telah menjadi korban. Sementara saya tak berdaya serta malahan tidak mampu memimpin mereka merebut sasaran yang ditentukan,” tuturnya. 

Di Kupang itu pula dirinya tahu yang batal terjun tidak hanya dia dan pasukannya. Ada pula Perwira Operasi Grup-1 Mayor Inf Theo Sjafei (almarhum). Bersama Theo, Luhut cepat-cepat mencari jatah agar bisa segera berangkat lagi ke Dili.


Editor : Zen Teguh

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network