Operasi Flamboyan kelak disusul dengan pendaratan pasukan besar-besaran yang dikenal sebagai Operasi Seroja. Para tentara muda yang turut diterjunkan di awal-awal operasi itu antara lain Luhut Binsar Pandjaitan, kini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Sejak September 1975, Denpur 2 Grup 1 Parako/Kopassandha di bawah pimpinan Muhidin berkekuatan dua kompi atau sekitar 250 orang telah tiba di perbatasan Timor Timur. Kompi A di bawah pimpinan Lettu Inf Marpaung, sementara Kompi B dipimpin Lettu Inf Kirbiantoro.
“Penugasan Denpur 2 di daerah perbatasan dipimpin Mayor Inf Kuntara. Pasukan pemukul Operasi Flamboyan terdiri atas tiga tim yaitu Tim Susi, Tim Umi dan Tim Tuti,” kata Hendro Subroto dalam buku ‘Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur’.
Dalam rekam jejaknya, Kuntara juga terlibat dalam operasi pembebasan sandera pada peristiwa pembajakan pesawat DC-9 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand. Operasi penyerbuan dipimpin Sintong yang saat itu Asinsten Operasi Kopassandha.
Persiapan operasi itu relatif singkat. Tim Baret Merah berkejaran dengan waktu untuk segera membebaskan para penumpang yang disandera kelompok teroris Komando Jihad tersebut.
Dalam masa-masa persiapan itu, Asiten Hankam Benny Moerdani terus memonitor, termasuk urusan peluru yang akan digunakan untuk penyerbuan.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait