Walau begitu pihak Aser kooperatif dengan pemerintah Indonesia dan melarang kekerasan. Namun pengikut Aser, Jacob Prai melanjutkan gerakan tersebut dengan kekerasan, perlawanan bersenjata.
Kelompok kedua berasal dari Manokwari pada 1964 yang dipimpin oleh Terianus Aronggear. Dia mendirikan 'Organisasi Perjuangan Menuju Kemerdekaan Negara Papua Barat'. Organisasi ini juga bergerak secara klandestin.
Belakangan, organisasi Terianus dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok ini mengirim dokumen ke PBB meminta peninjauan kembali persetujuan New York yang juga berisi rancangan susunan kabinet Papua Barat.
Dalam kabinet itu, Markus Kaisiepo sebagai Presiden, Nicolaas Jouwe Wakil Presiden, Terianus Aronggeari Menteri Luar Negeri, dan Permenas Ferry Awom sebagai Panglima Perang.
Berdasarkan pengakuan Nicolas Jouwe, ada campur tangan Belanda dalam pelatihan pemuda Papua yang kemudian mendirikan OPM.
Konflik strategi antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi, yaitu, Pembela Kebenaran (Pemka) yang dipimpin Jacob Prai dan TPN yang dipimpin Seth Jafeth Rumkorem.
Editor : Agus Warsudi
gerakan separatis gerakan papua merdeka organisasi papua merdeka papua merdeka kelompok kriminal bersenjata kelompok kriminal bersenjata papua kelompok kriminal separatis bersenjata teroris bersenjata
Artikel Terkait