Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menjabat Danjen Kopassus. (Foto: IG/Prabowo Subianto).

Dengan kondisi geografi sulit, tim intelijen meyakini penyandera dan sandera berada di dalam salah satu dari enam titik dalam 2-3 hari. Menjelang putusan kapan operasi akan dimulai, Prabowo diberi tahu oleh tim peninjau dari luar negeri yakni Inggris.

Mereka menyebut berhasil menyelundupkan satu alat (beacon) pada saat mereka menitip obat-obatan, makanan dan pakaian kepada Palang Merah Internasional kepada para sandera. Alat itu dapat mendeteksi exact location tersebut.

Setelah dicek dengan helikopter, titik koordinat yang diperkirakan exact location itu berada di gunung tinggi. Persoalannya, titik itu berda di luar 6 titik yang diberikan oleh tim intelijen sebelumnya.

Dihadapkan pada dua pilihan, insting Prabowo mengarahkannya untuk bertanya kepada orang yang mengenal daerah itu. Di situlah dia memanggil Serka Bayani. 

Prabowo lantas menjelaskan titik koordinat yang disebut Inggris dengan menggunakan teknologi itu. Ucapan Bayani tidak akan pernah dilupakannya bahkan setelah puluhan tahun. Dengan logat Papua, prajurit Kopassus itu memberi penjelasan.

"Bapak, jangankan Kelly Kwalik, monyet pun tidak mau tinggal di situ. Tidak ada air di situ. Bapak, bagaimana sekian puluh orang berada di atas (gunung) tanpa air," kata Prabowo menirukan ucapan Bayani.

Penjelasan itu pun menjadi dasar bagi Prabowo untuk menentukan langkah selanjutnya. Mantan Pangkostrad ini memutuskan untuk menyerang di enam titik sesuai hasil kajian tim intelijen.

Operasi Mapenduma itu berhasil membebaskan sandera. Kendati demikian, operasi itu bukan tanpa cacat. Dari 26 sandera, dua orang meninggal dunia.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network