Satgas kemanusiaan Polda Papua yang terdiri atas petugas Dokkes bersiap menuju wilayah Kabupaten Asmat. (Foto: iNews/Omega Batkorumbawa)

JAYAPURA, iNews.id – Polda Papua mengirimkan tiga regu satgas kemanusiaan ke wilayah Kabupaten Asmat, Papua. Tim yang terdiri atas bidang paramedis, kedokteran dan kesehatan (Dokkes) itu akan bergabung dengan tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua untuk menangani kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak di wilayah tersebut.

“Kami mengutus tiga tim kesehatan Polri. Mereka akan bergabung dengan tim terpadu lainnya untuk membantu anak-anak di Asmat,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, seusai melepas keberangkatan tim, Selasa (16/1/2018) pagi.

Dia mengatakan, selain mengirimkan 30 petugas kesehatan peduli Asmat, tim juga membawa sejumlah obat-obatan dan bahan makanan. Mereka akan diterjunkan ke 23 distrik atau kecamatan yang meliputi 224 kampung di wilayah Asmat. Fokus utama untuk membantu penanggulangan wabah campak dan persoalan gizi buruk.

Dia berharap, tim kesehatan lain yang sudah terlebih dahulu ada, dapat saling berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menyatukan persepsi dalam pelayanan bantuan. Petugas kesehatan Polri peduli Asmat itu bergerak dari Jayapura menuju Timika menggunakan pesawat dan akan dilanjutkan melalui jalur laut dan muara sungai menuju Pulau Tiga, Asmat. Dari Pulau Tiga, tim akan bergerak ke setiap distrik dan kampung yang terkena wabah kesehatan.


“Kami juga akan menyiapkan tim dari pusat (Kementerian Sosial), yang akan tiba hari ini atau besok untuk menggelar bakti sosial (baksos) di Asmat,” ujarnya.

Diketahui, wabah campak kini sedang melanda sejumlah kampung di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Pemerintah daerah setempat mencatat, selama empat bulan terakhir wabah penyakit itu telah merenggut nyawa 59 anak balita (sebelumnya tertulis 61) sejak September 2017 hingga Januari 2018.

Berdasarkan laporan Dinkes Pemkab Asmat, wabah campak yang menyerang wilayah tersebut diperparah dengan kasus gizi buruk. Tingginya angka kematian akibat penyakit tersebut membuat Dinkes Papua menetapkan status KLB atas kasus itu.

Keterbatasan tenaga medis dan paramedis di puskesmas dan pustu (puskesmas pembantu) menjadi kendala utama dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat Asmat yang permukimannya terpencar-pencar di wilayah pesisir laut dan sungai.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network