3 Jalur Alternatif Sorong Timika, dari Udara, Laut, hingga Rencana Jalur Darat Trans Papua

TIMIKA, iNews.id - Inilah 3 jalur alternatif Sorong Timika kini menjadi topik yang banyak dicari oleh masyarakat Papua dan para pelancong yang ingin berpindah antarwilayah di bagian barat dan tengah Pulau Papua. Sorong yang berada di Provinsi Papua Barat Daya dan Timika di Provinsi Papua Tengah merupakan dua kota penting dengan aktivitas ekonomi, logistik, dan pertambangan yang cukup tinggi.
Walau secara geografis keduanya masih satu pulau, hingga kini konektivitas langsung masih terbatas dan menantang.
Namun, masyarakat memiliki beberapa pilihan transportasi yang bisa disebut sebagai tiga jalur alternatif Sorong–Timika, yakni jalur udara, jalur laut, dan rencana jalur darat yang termasuk dalam proyek Trans Papua. Ketiganya memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, tergantung pada kebutuhan waktu, biaya, dan kondisi penumpang.
Jalur udara menjadi jalur utama dan paling praktis dalam daftar 3 jalur alternatif Sorong Timika. Saat ini, penerbangan reguler sudah dibuka oleh Batik Air, menghubungkan Bandara Domine Eduard Osok (SOQ) di Sorong dengan Bandara Mozes Kilangin (TIM) di Timika.
Penerbangan ini menempuh waktu sekitar 1 jam 10 menit, jauh lebih cepat dibandingkan jalur laut yang bisa mencapai beberapa hari.
Sebelumnya, untuk menuju Timika dari Sorong, warga harus melakukan transit di Jayapura atau Ambon, yang jelas tidak efisien dari segi waktu dan biaya. Dengan adanya penerbangan langsung Batik Air, akses antarwilayah Papua kini jauh lebih mudah.
Selain Batik Air, maskapai lain seperti Trigana Air dan Wings Air juga sedang mempertimbangkan membuka rute sejenis, terutama karena meningkatnya mobilitas pekerja pertambangan dan perdagangan antarwilayah Papua Barat Daya dan Papua Tengah.
Dengan fasilitas bandara yang sudah berstandar nasional, jalur udara menjadi pilihan paling realistis untuk aktivitas bisnis, medis, hingga pariwisata di kawasan Papua bagian barat.
Bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan biaya lebih hemat, jalur laut menjadi alternatif kedua dalam 3 jalur alternatif Sorong Timika. Jalur ini dilayani oleh kapal Pelni KM Sirimau, yang beroperasi dari Sorong menuju Timika dengan beberapa pelabuhan singgah, seperti Fakfak, Kaimana, dan Nabire.
Durasi perjalanan bisa mencapai 7 hingga 9 hari, tergantung kondisi laut dan jadwal singgah kapal. Walau terbilang lama, rute laut ini tetap digemari karena harga tiket yang lebih terjangkau dibandingkan tiket pesawat. Selain itu, kapal Pelni juga menjadi sarana pengangkutan logistik dan kebutuhan pokok antarwilayah di Papua.
Pelni secara berkala memperbarui jadwal kapal di situs resminya dan di beberapa portal berita daerah. Kapal KM Sirimau termasuk kapal yang cukup besar dan memiliki fasilitas dasar seperti kabin tidur, kafetaria, hingga area istirahat bagi penumpang jarak jauh.
Bagi warga yang ingin menikmati perjalanan laut sambil melihat keindahan pesisir Papua, jalur ini menawarkan pengalaman yang tidak terlupakan.
Opsi ketiga dalam 3 jalur alternatif Sorong Timika adalah jalur darat yang saat ini masih dalam tahap pembangunan dan perencanaan, bagian dari Proyek Jalan Trans Papua. Jalur darat ini direncanakan akan menghubungkan berbagai wilayah penting di Papua, termasuk Sorong, Manokwari, Nabire, dan Timika.
Walau secara teknis belum seluruhnya tersambung, sebagian ruas Trans Papua sudah dapat dilalui oleh kendaraan double cabin dan motor trail. Pekerjaan pembangunan masih terkendala oleh faktor geografis — seperti pegunungan, rawa, dan hutan lebat — serta faktor keamanan di beberapa titik.
Namun, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR terus menargetkan pembukaan akses darat lintas Papua agar transportasi logistik dan mobilitas warga semakin lancar. Bila proyek ini selesai, maka jalur darat Sorong–Timika akan menjadi revolusi besar dalam konektivitas Papua, mengurangi ketergantungan pada transportasi udara dan laut.
Editor: Komaruddin Bagja