Bikin Prabowo Kagum, Prajurit Kopassus Ini Rebut 100 Senjata Musuh saat Bebaskan Sandera

Prabowo menceritakan, Serka Bayani bisa masuk ke kamp musuh karena mengira bagian dari mereka. Menurut Prabowo, dalam sekali operasi, Serka Bayani berhasil menewaskan beberapa musuh dan merebut tiga-empat pucuk senjata.
"Secara keseluruhan beliau berhasil merebut lebih dari 100 puncuk senjata dari tangan musuh," ujar pria yang kini menjadi Menteri Pertahanan ini.
Dalam Operasi Mapenduma, Prabowo membentuk tim inti pembaca jejak yang terdiri atas pasukan Kopassus dan Kodam Cenderawasih. Mereka semua putra daerah.
Tim pembaca jejak ini kemudian diberi nama tim Kasuari yang dipimpin langsung Serka Bayani. Tugasnya menembus ke daerah paling sulit.
Menurut Prabowo, Operasi Mapenduma sangat sulit karena lokasi penyanderaan di tengah hutan. Apalagi pada 1996, TNI belum memiliki satelit, drone dan pesawat pengintai yang baik sehingga sangat sulit mendapatkan data intelijen yang mutakhir.
Bahkan, TNI juga tidak memiliki peta topografis skala 1:50.000. Yang ada hanya peta bagan yang terbuat dari tangan. Peta inilah yang akhirnya diperbanyak.
"Menjelang waktu akhir harus mengambil keputusan untuk menentukan sasaran, saya bertanya kepada tim intelijen di mana posisi komandan pasukan GPK Kelly Kwalik dan para sandera. Saat kita menentukan sasaran tidak ada alat bantu sama sekali. Analisis intelijen sangat menentukan sekali," kata Prabowo.
Tim intelijen meyakini penyandera dan sandera berada di dalam salah satu dari enam titik dalam 2-3 hari. Karena tidak ada exact location, Prabowo kemudian memutuskan enam titik sesuai yang diberikan tim intelijen sebagai sasaran operasi. Penyerbuan dilakukan dengan menggunakan enam helikopter serbu.
Editor: Reza Yunanto