Korban Meninggal Bertambah Jadi 70 Orang, UGM Bantu Pasang Panel Surya
YOGYAKARTA, iNews.id – Persoalan kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Asmat, Papua, butuh penanganan serius. Jumlah korban akibat wabah penyakit itu terus bertambah. Terbaru, 70 anak di laporkan meninggal dunia, terbagi atas 66 orang karena campak dan 4 lainnya disebabkan gizi buruk.
Tim kesehatan pun terus berdatangan, termasuk dari kalangan akademisi yang berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Mereka terpanggil untuk ikut serta mambantu anak-anak di Asmat yang saat ini sedang berjuang melawan penyebaran campak dan gizi buruk. Tim itu terdiri atas tujuh orang, yang dipimpin Sekretaris Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM, Rachmawan Budiarto dan Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat, Nanung Agus Fitriyanto.
"Tim kami (UGM) bersinergi dengan TNI dan Kementerian Kesehatan dalam penanganan masalah gizi buruk dan berbagai dampaknya," kata Rachmawan kepada iNews.id, Minggu (28/01/2018).
Dia mengatakan, tujuannya selain untuk membantu penanganan gizi buruk, juga untuk mendukung pelayanan infrastruktur dasar. “Tim akan memasang sistem panel surya 200 WP di Puskesmas setempat yang belum ada listrik PLN. Ini sangat penting agar pelanan kesehatan dan operasional lebih bisa maksimal. Apalagi jaringan dan layanan PLN juga baru menjangkau dua distrik dari 23 distrik di Asmat,” ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan satgas serta bupati ketiak akan turun ke lapangan di beberapa distrik. “Kami semua di sini saling koordinasi, karena transportasi dari Timika ke Asmat juga sangat terbatas," tuturnya.
Menurut dia, persoalan kejadian luar biasa (KLB) disebabkan masih kurangnya pemahaman masyarakat akan aspek kesehatan dan kesejahteraan. Realita ini yang menjadi tantangan bagi setiap tim kemanusaiaan yang datang memberi bantuan.
"Kondisi sosial budaya suku Asmat memberi tantangan berat dalam peningkatan aspek kesehatan dan kesejahteraan," ujar Rachmawan.
Dia menambahkan, UGM telah memberikan sejumlah rekomendasi dalam hal penanganan Asmat, di antaranya dukungan sistemik komprehensif bagi warga Kabupaten Asmat dan pengiriman sejumlah tim multidisiplin. Menurut dia, agar penanganan bisa lebih cepat terselesaikan. Kebutuhan pengiriman dokter spesialis, dokter umum dan dokter kesehatan masyarakat sangat mendesak.
Editor: Donald Karouw