get app
inews
Aa Text
Read Next : Bangun Lapangan Multifungsi, Legislator Perindo Fasilitasi Warga Mimika Berkegiatan Olahraga

Orang Papua Suka Makan Ulat Sagu, Kenapa ?

Jumat, 25 November 2022 - 15:11:00 WIT
Orang Papua Suka Makan Ulat Sagu, Kenapa ?
Orang Papua suka makan ulat sagu dari zaman nenek moyang. (Foto : Ilustrasi/Ist)

JAKARTA, iNews.id - Ulat sagu merupakan salah satu makanan ekstrem di Papua. Bentuknya bagi yang tidak biasa akan membuat bulu kuduk merinding karena merasa jijik hingga ternginang-ngiang.

Makanan ini sudah menjadi kearifan lokal warga Papua, khususnya yang tinggal di kawasan pesisir. Ulat sagu ini menjadi menu makanan favorit. Makanan ini biasa dikonsumsi masyarakat Suku Kamoro yang tinggal di wilayah pesisir selatan Papua, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Mengapa masyarakat Papua suka menyantap ulat sagu? sebenarnya masyarakat Papua sudah makanan ulat sagu dari nenek moyang. Ada yang langsung memakannya mentah-mentah. Namun beberapa mengolahannya terlebih dahulu, seperti dibuat satai atau dimasukkan dalam bungkusan daun.

Masyarakat Papua percaya ulat sagu memiliki manfaat kesehatan untuk tubuh. Bahkan ternyata, makanan ekstrem ini kaya akan protein tinggi dan cocok disantap bagi penderita diabetes. Makanan ini rendah serat dan bisa dimakan secara langsung atau hidup-hidup maupun dengan cara digoreng atau disate. 

Ulat Sagu ini biasanya berasal dari pohon sagu yang dipotong dan dibiarkan membusuk. Dalam budaya Papua, ulat sagu ini menjadi unsur penting dalam ritual perayaan Suku Asmat.

Sebuah ritual makanan disiapkan Suku Kamoro dalam pemberian nama anak laki-laki mereka. Ritual makanan ini terdiri atas campuran tepung sagu dengan siput atau kerang jenis tertentu dan ulat sagu yang dibungkus dalam kemasan daun sagu berukuran panjang.

Laporan penelitian menyebutkan larva dari kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugenesis) yang kerap bertelur di pucuk pohon sagu berprotein 9,34 persen atau hampir separuh dari daging merah yang mencapai 28 gram lebih protein per 100 gram konsumsi.

Selain itu, santapan khas Papua itu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84 persen), asam glutamat (2,72 persen), tirosin (1,87 persen), lisin (1,97 persen) dan methionin (1,07 persen).

Rasa ulat sagu disebut mirip dengan sensasi menyantap potongan lemak daging sapi namun dengan semburat rasa gurih yang lebih kuat. Sajiannya disarankan dengan cara dibakar biar lebih sedap di mulut.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut