Soal Kasus Mutilasi, Bupati Nduga Minta Warga Tenang dan Jangan Ada Aksi Balas Dendam
KENYAM, iNews.id - Bupati Nduga Namia Gwijangge meminta masyarakat untuk tetap tenang dan bijak menghadapi isu-isu liar yang tersebar usai kasus pembunuhan disertai mutilasi empat warga di Mimika beberapa waktu yang lalu. Dia telah menghadiri langsung rekonstruksi yang dilakukan polisi untuk mengungkap secara terang kasus tersebut.
“Saya sebagai Bupati meminta masyarakat untuk tetap tenang. Jangan bertindak gegabah. Jangan mudah percaya isu yang beredar. Belum tentu semua benar jadi kita harus pintar dan bijak menerima informasi,” ujar Namia usai melaksakan peresmian trayek penerbangan perintis kerja sama antara Pemda Nduga dan PT Assosiated Mission Aviation, Senin (5/9/2022).
Bupati tak menampik kejadian ini memang mengundang berbagai respons di masyarakat. Karena itu dia meminta masyarakat harus tetap bijak dan tenang menghadapi situasi yang ada. Selain itu, dia menekankan kepada masyarakat agar jangan ada yang melakukan aksi balasan atau aksi melanggar hukum.
“Masyarakat yang di sini (Nduga) tetap tenang dan aman tidak boleh kembangkan isu-isu tidak benar. Tidak boleh ada aksi balasan, membunuh atau melukai itu tidak boleh terjadi lagi. Kita harus menjaga situasi Nduga yang sudah aman dan nyaman ini. Jangan dirusak lagi dengan aksi-aksi yang melanggar hukum,” katanya.
Sementara Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen mengatakan, keamanan di Nduga sejauh ini kondusif.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tertib. Kita jaga situasi kamtibmas Nduga yang saat ini sudah aman dan nyaman, sinergi dari seluruh elemen sangat penting," ujar Kapolres.
Sebelumnya, Kapolres juga sudah berkoordinasi dengan tokoh m asyarakat dan keluarga korban. Hasilnya disepakati semua persoalan ini diserahkan ke polisi untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. Selain itu tidak ada aksi balas dendam terhadap warga sipil.
Masyarakat juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada polisi dalam hal pengungkapan kasus pembunuhan ini, khususnya Polres Timika.
Editor: Donald Karouw