get app
inews
Aa Text
Read Next : Terungkap! KKB yang Dilumpuhkan Satgas Damai Cartenz Pelaku Pembacokan 2 Warga Yahukimo

Tepis Rumor Pilotnya Berafiliasi dengan KKB, Bos Susi Air : Saya Kenal Keluarganya

Rabu, 01 Maret 2023 - 18:33:00 WIT
Tepis Rumor Pilotnya Berafiliasi dengan KKB, Bos Susi Air : Saya Kenal Keluarganya
Pilot Susi Air yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua Pegunungan. (Foto : Ist)

JAKARTA, iNews.id - Founder Susi Air Susi Pudjiastuti menegaskan pilot asal Selandia Baru Philips Mark Methrtens (37) tidak berafiliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Philip saat ini disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya usai pesawatnya dibakar di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan 7 Febuari lalu.

Bos Susi Air ini mengaku mengenal dekat Philips dan keluarganya.

"Nah beredar rumor seperti itu. Itu sangat tidak benar bahwa Philips Merthrtens bersama dengan OPM dan sebagiannya. Tidak ada," ujar Susi di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). 

Dia mengatakan sangat dekat dengan Philips bahkan terhadap istri dan anaknya. Dia mengenang Philips bekerja dengannya sejak 2012 dan resign dari Susi air tahun 2015. Lalu kembali masuk setelah terjadi Covid-19 pada 2 tahun lalu. 

Susi mengakui Philips merupakan salah satu pilot terbaik Susi Air dan dekat dengan keluarganya. Istri Philips warga Pangandaran yang dulu bekerja bersamanya di perusahaan perikanan beberapa puluh tahun lalu. 

"Jadi ya sangat dekat dan anaknya sangat baik," katanya. 

Dia kembali menegaskan Philips tidak berafiliasi dengan kelompok KKB tersebut. 

"Karena dia seorang bapak rumah tangga. Saya kenal pribadi dengan keluarga istrinya. Ya Phillips kerja sama saya hampir 10 tahun dari tahun 2012 sampai dengan 2015, kemudian keluar, kemudian kembali tahun 2020," ucapnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku tidak menambah pasukan dalam operasi pembebasan pilot pesawat Susi Air yang disandera KKB Papua. Pasukan yang dikerahkan merupakan personel BKO pengamanan perbatasan. 

Yudo mengatakan yang dihadapi bukan musuh tetapi gerombolan. Mereka hidupnya selalu berpindah-pindah dan masyarakat sipil dijadikan sebagai tameng.

"Tidak mudah mengambil kelompok ini karena mereka berbaur dengan masyarakat. Kita akan mengutamakan cara persuasif kita tidak mau masyarakat yang tidak tahu apa-apa menjadi korban" kata Yudo kepada wartawan, Senin (27/2/2023).

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut