TNI Tangkap Simpatisan KKB di Teluk Bintuni Papua Barat, Sita 3 Senjata Rakitan

Menurut Suriastawa, serangan terhadap pos TNI merupakan upaya KST agar dianggap eksis keberadaannya. Namun prajurit TNI yang berada di pos itu tidak terpancing atas serangan itu. Prajurit TNI tidak terpancing melakukan tindakan yang dianggap melanggar hukum.
"Kalau TNI melakukan balasan kemudian OTK tersebut meninggal dunia, maka pihak KST akan bilang bahwa aparat TNI-Polri melakukan pembunuhan terhadap masyarakat sipil dan melanggar HAM. Atau bisa jadi mancing TNI melakukan pengejaran untuk dilakukan penyergapan atau serangan balik terhadap TNI," katanya.
Dia mengatakan, prajurit TNI tidak terpancing dengan taktik KST dan tetap tenang serta fokus untuk penegakan hukum, sehingga dilakukan sweeping untuk memisahkan antara rakyat dan simpatisan KST.
Gangguan dari OTK terhadap Pos TNI di Aroba Teluk Bintuni itu sempat disampaikan Dansatgas Yonif 407/PK Letkol Inf Hermawan Setya Budi. Tidak ada korban jiwa dalam penyerangan itu.
“Laporan dari anggota di lapangan terjadi gangguan terhadap Pos Aroba dari OTK sebanyak dua kali dengan total sebanyak delapan kali tembakan. Namun tidak ada korban. Anggota aman," kata Hermawan.
Setelah kejadian tersebut, prajurit TNI langsung meningkatkan siaga dan melaksanakan patroli perimeter seputaran pos, kios-kios yang menjual bahan makanan ke OTK dan sweeping seputaran pelabuhan yang dilakukan bersama Polres Bintuni.
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyisiran ke Kampung Air Terjun, yang terletak sejauh tiga kilometer di belakang pos, serta patroli di pinggir pantai menggunakan longboat.
Editor: Reza Yunanto