3. Proses Pembuatan Honai
Bagi masyarakat Papua, saat akan mendirikan honai biasanya keluarga akan mengundang kerabat-kerabatnya. Mereka diminta untuk membantu mendirikan honai dan selama proses pembuatan akan dilakukan bakar batu, yaitu makan bersama.
Tahapan pertama dalam pembuatan rumah honai yakni dengan menggali tanah untuk menancapkan tiang utama yang diletakkan tepat di bagian tengah. Selanjutnya, sebuah batu besar berbentuk datar diletakan di bawah galian.
Fungsi batu ini untuk mencegah tiang cepat rapuh karena resapan air. Setelah galian selesai, dipasang papan runcing mengikuti bentuk galian lingkaran yang menjadi dinding yang kokoh dengan setiap papan diikat tali rotan.
Begitu selanjutnya memasang rangka atap honai, bagoan alas serta membuat tungku api dan saluran air di sekitar luar honai.
4. Rumah Tanpa Jendela
Tidak ada jendela di rumah honai. Untuk tinggi rumah ini sekitar 2,5 meter dan hanya terdapat satu pintu yang difungsikan untuk keluar masuk.
Tujuannya agar kondisi di dalam rumah tersebut tetap hangat, melindungi dari dinginnya udara pada malam hari, terutama karena berada di kawasan pegunungan yang suhunya memang cukup dingin.
5. Nilai Filosofis
Rumah honai memiliki nilai-nilai filosofis warga Papua. Nilai utama yakni tentang kesatuan dan persatuan antarsesama suku yang ada untuk mempertahankan tradisi serta budaya yang sudah diwariskan leluhur.
Mereka menjadikan rumah honai tempat berkumpul dan mendiskusikan sesuatu. Di beberapa tempat di pedalaman suku Papua, rumah Honai bahkan dijadikan sebagai lokasi untuk melakukan proses pengasapan terhadap mumi, yakni mayat yang diawetkan.
Itulah tentang rumah honai dan penjelasannya yang masih dipegang teguh orang asli Papua (OAP). Khususnya masyarakat Papua pegunungan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait