Cerita Komandan TNI Diadang 1.000 Pasukan Gaib Jawa Kuno, Langsung Lenyap dengan Istigfar

“Assalamualaikum. Saya Hanandjoeddin, Komandan Pertahanan di wilayah Watulimo. Kami bermaksud baik menyelamatkan rakyat dan alam daerah ini dari penjajah Belanda. Bantulah perjuangan kami menegakkan kemerdekaan Indonesia. Saya yakin kalian di pihak kami karena perjuangan sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang, sejak zaman Sultan Agung Raja Mataram. Kami hanya melanjutkan cita-cita Beliau. Saya meminta kalian memaklumi kami memutus jembatan penghubung desa ini demi keselamatan rakyat Watulimo. Terima kasih atas pengertiannya, Assalamualaikum,” ucapnya.
Pasukan gaib tersebut tiba-tiba lenyap usai Hanandjoeddin menyampaikan salam dan maksud tujuannya. Esoknya, anak buah Hanandjoeddin melanjutkan upaya peledakan jembatan. Tak butuh waktu lama, pada percobaan pertama ternyata bom yang dirakit dan ditanam meledak langsung merobohkan jembatan tua tersebut.
Hanandjoeddin ini merupakan tokoh militer Indonesia dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Dia pernah menjabat sebagai Bupati Belitung sejak 1967 hingga 1972. Namanya juga diabadikan sebagai Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan dan Lanud HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.
Editor: Donald Karouw