Dimediasi Bupati, Perdamaian Perang Saudara di Puncak Papua Dikawal KKB
BEOGA, iNews.id - Bupati Puncak, Willem Wandik, turut memediasi perdamaian perang saudara antara Kubu Aten kum dan Oaniti Manga. Namun prosesi adat tersebut dikawal ketat kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kedatangan bupati saat itu tanpa pengamanan dari personel TNI-Polri. Petugas gabungan tersebut berjaga-jaga di Ibu Kota Distrik.
Perang saudara ini berawal dari dugaan kasus perzinaan antara Aten Kum dan istri Oanti Manga. Lalu terjadilah tarik menarik denda adat hingga berujung angkat senjata.
Selama perang bergejolak pada 23 Maret lalu, seorang warga tewas terkena anak panah. Kondisi ini membuat perang semakin memanas dan mengakibatkan puluhan warga luka-luka.
Bupati Willem Wandik bersama pimpinan dan anggota DPRD beserta perwakilan TNI-Polri turun tangan memediasi perdamaian perang saudara ini pada Kamis (1/4/2021).
Namun saat tiba lebih dulu ke kampung tersebut, dia melihat banyak KKB berjaga-jaga mengawal proses perdamaian. Karena itulah dia meminta kapolres dan danramil tidak ikut ke lokasi. Sebab misi utamanya perdamaian perang saudara.
"Saya bersama DPRD saja yang ke lokasi. Sementara TNI-Polri tidak ke sana, tetap di Ibu Kota, karena sudah ada pasukan dari TPNPB-OPM," kata Willem, Minggu (4/4/2021).
Saat memediasi perang tersebut, Bupati Willem meminta agar kedua kubu tidak lagi terlibat saling serang. Karena pelaku yang terlibat dugaan kasus perzinaan sudah ditangani polisi dan menjalani proses hukum.
"Dalam perdamaian ini, penegakan hukum positif juga diberlakukan. Jika ada lagi perang atau bunuh orang, akan ditangkap dan diproses," kata Bupati, Minggu (4/4/2021).
Menurut dia, kehadiran KKB di lokasi perdamaian tidak bisa disalahartikan. Sebab mereka memiliki tujuan yang sama, yakni agar tidak ada pertumpahan darah antarwarga.
"TPNPB-OPM juga mendesak kedua kubu berperang, segera damai dan jangan lagi ada saling balas, jika ada yang saling balas, mereka akan mengamankan pelakunya," ujarnya.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal