get app
inews
Aa Text
Read Next : Cetak Prajurit Tangguh, Akmil Buka Latihan Kader Pelatih Pencak Silat Militer 2025

Kisah Nyata Aksi Heroik Kopassus Merebut Irian Barat, Banyak Prajurit Gugur dan Hilang

Jumat, 28 Oktober 2022 - 14:21:00 WIT
Kisah Nyata Aksi Heroik Kopassus Merebut Irian Barat, Banyak Prajurit Gugur dan Hilang
Ilustrasi perjuangan TNI merebut Irian Barat yang kini menjadi Papua. (Foto : YouTube)

"Sebentar lagi saudara-saudara akan berangkat untuk diterjunkan di daerah Merauke dalam rangka operasi merebut Irian Barat. Dua tim sebelum kalian sudah diterjunkan beberapa minggu lalu sampai hari ini tidak ada kontak dengan mereka," kaat Ben Mboi mengenang ucapan Soeharto kala itu dikutip dari buku biografi 'Kepemimpinan Militer : Catatan dan Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto', Jumat (28/10/2022).

Pada 23 Juni 1962, tepat pukul 03.00 dini hari, sebanyak 213 prajurit Kopassus diterjunkan dari tiga pesawat C-130 Hercules di atas Merauke, Papua. Pilot TNI AU sudah berusaha terbang serendah mungkin agar saling berdekatan, namun angin bertiup kencang sehingga para penerjun terpencar.

Penerjunan memakai parasut statis jenis D1 buatan Rusia itu menjadi kacau. Kondisi kian sulit karena peta yang digunakan tidak akurat. Akibatnya, Pasukan Naga yang diterjunkan melebar 30 Km lebih ke arah utara dari dropping zone yang ditentukan.

Saat itu Irian Barat masih gelap gulita. Para prajurit penerjun tidak mengetahui kondisi hutan di bawahnya sehingga tidak sedikit yang tersangkut di pohon dengan ketinggian 30-40 meter.

Saat operasi di hutan Papua ini, banyak prajurit Kopassus yang dulu disebut Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) gugur. Ada yang gugur dalam posisi tergantung di pohon dan beberapa orang lainnya tenggelam di rawa-rawa karena membawa ransel terlalu berat mencapai 30 kilogram.

Tujuan Benny Moerdani dalam operasi ini sebenarnya pantai selatan Irian Barat yang lebih dekat ke pusat pertahanan Belanda. Namun operasi masih menggunakan peta lama buatan 1937 sehingga penerjunan tidak sesuai rencana.

Kapten Benny Moerdani langsung mengonsolidasikan pasukannya sebanyak 60 orang pada hari kedua. Mereka dalam kondisi siap tempur karena memiliki komandan, radio, cadangan amunisi dan logistik yang cukup, pasukan Naga pun bergerilya.

Benny Moerdani memimpin pasukan Korps Baret Merah sedangkan Kapten Soepeno memimpin pasukan Baret Hijau (Raiders 530).

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut