get app
inews
Aa Text
Read Next : Profil Sarwo Edhie Wibowo, Kakek AHY yang Ditetapkan Pahlawan Nasional

Legenda Kopassus Ini Pernah Todongkan Senjata ke Benny Moerdani, lalu Jadi Sahabat Seumur Hidup

Jumat, 02 Desember 2022 - 07:55:00 WIT
Legenda Kopassus Ini Pernah Todongkan Senjata ke Benny Moerdani, lalu Jadi Sahabat Seumur Hidup
Kedua legenda Kopassus Agus Hernoto dan Benny Moerdani yang menjadi sahabat seumur hidup. (Foto : Ist)

Lubis mengajak sejumlah perwira Divisi Siliwangi, di antaranya Komandan Resimen Infanteri ke-9 di Cirebon Letnan Kolonel Kemal Idris dan Komandan Resimen Infanteri ke-11 Mayor Soewarto di Tasikmalaya, termasuk Komandan RPKAD Mayor Djaelani.

”Lubis mengajak saya dan Komandan RPKAD Djaelani untuk menyerbu Jakarta. Saya mengajak beberapa pasukan dibantu RPKAD dari Bandung. Tujuannya untuk mengganti KSAD yang dijabat Nasution. Sebelum menyerang Jakarta, saya hanya dua kali bertemu dengan Zulkifli Lubis dan Djaelani. Kami membicarakan ketidakpuasan terhadap Pusdik Angkatan Darat yang saat itu dipimpin Nasution. Kami mendambakan keadaan yang teratur dan normal hingga dapat mencapai suatu perkembangan,” kata Kemal Idris dikutip, Kamis (28/11/2022).

Dalam rapat-rapat yang digelar, diputuskan pasukan Siliwangi dan RPKAD akan bertemu di Kranji, Bekasi. Mayor Djaelani ketika itu membawa peleton Kompi A dengan komandan kompinya Benny Moerdani. Namun Benny tidak ikut karena sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit Cimahi.

Setiba di Kranji, Djaelani tidak mendapati pasukan Divisi Siliwangi. Dia lantas memutuskan kembali ke Batujajar, Bandung. Kegagalan ini karena AH Nasution telah mengetahui rencana penculikannya. Informasi tersebut diperoleh dari perwira intelijen Letkol Soekendro yang disusupkan sejak lama.

Persis pada hari H, Nasution melucuti para perwira yang bersimpati pada gerakan tersebut, termasuk membebastugaskan dua tokoh utama penculikan, yakni Kemal Idris dan Soewarto. Kemudian juga Kolonel Sukanda Bratamanggala dan Kolonel Sapari.

Kendati gagal, Djaelani tetap pada rencana awal dan meneruskan upaya penculikan. Zulkifli Lubis yang datang langsung ke Batujajar mendorong Djaelani dan RPKAD untuk menajamkan rencana.

Lalu di hadapan para perwiranya, Djaelani memberikan waktu 2x24 jam untuk berpikir ikut atau tidak dalam gerakan ini. Djaelani juga menginstruksikan kepada jajarannya berkumpul di kantor komandan.

Pagi hari, tepatnya 26 November 1956 pukul 06.00 WIB, rentetan tembakan memecah kesunyian Kompleks Asrama RPKAD di Batujajar, Bandung. Pasukan Kompi B yang tidak setuju dengan gerakan penculikan mengamuk. Mereka terlibat baku tembak dengan perwira Kompi A.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut