Legislator Partai Perindo Mimika Rampeani Rachman Bantu Korban Banjir dan Soroti Masalah Malaria

Mirisnya, saat angka kasus terus naik, warga justru dihadapkan pada krisis ketersediaan obat. “Obat malaria biru yang biasa dikonsumsi masyarakat sekarang kosong. Ini bukan kali pertama terjadi. Seharusnya Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika sudah menyiapkan langkah antisipasi, karena malaria penyakit paling mematikan dan sering menyerang warga Mimika,” katanya.
Sebagai alternatif, warga terpaksa menggunakan obat jenis lain yang dinilai kurang efektif dan menimbulkan keluhan. “Obat ini rasanya sangat pahit dan sulit diterima. Banyak pasien yang tidak sanggup menghabiskannya. Akibatnya, banyak yang memilih tidak minum obat, dan itu sangat berbahaya karena bisa menimbulkan komplikasi atau bahkan kematian,” ungkapnya.
Rampeani berharap, pemerintah bisa menjamin ketersediaan obat mengingat malaria sangat rentan menyerang warga di musim hujan seperti sekarang ini. “Malaria tidak mengenal status sosial. Semua lapisan masyarakat bisa terjangkit. Maka ketersediaan obat malaria harus menjadi perhatian utama. Jangan lagi ada cerita bahwa stok obat habis, apalagi terjadi berulang tiap tahun,” ucapnya.
Editor: Kastolani Marzuki