Operasi Seroja bagi Luhut, Sangat Membekas Sekaligus Kenangan Pahit
“Perasaan saya campur-aduk. Antara kesal, marah, khawatir semua bercampur baur di dalam kabin pesawat C-130B tersebut. Sejumlah anak buah saya telah terjun dan mungkin sudah terlibat tembak-menembak, dan mungkin juga telah menjadi korban. Sementara saya tak berdaya serta malahan tidak mampu memimpin mereka merebut sasaran yang ditentukan,” tuturnya.

Di Kupang itu pula dirinya tahu yang batal terjun tidak hanya dia dan pasukannya. Ada pula Perwira Operasi Grup-1 Mayor Inf Theo Sjafei (almarhum). Bersama Theo, Luhut cepat-cepat mencari jatah agar bisa segera berangkat lagi ke Dili.
Tetapi situasi tak memungkinkan. Sesuai jadwal trip kedua Hercules menerjunkan pasukan Yonif Linud 502. Komposisi tak mungkin lagi dapat diubah. Luhut dan Theo baru berangkat tiga hari kemudian. Praktis dua hari dia menanti di Kupang dalam keadaan cemas dan tak menentu.
“Teman-teman yang gugur di Timtim itu selalu menjadi pengingat hati nurani saya untuk tidak berbuat korupsi atau mencuri uang negara sebagai warga negara yang berusaha dengan jujur dan terhormat. Saya tidak akan pernah menodai pengorbanan mereka!,” tutur Luhut, peraih Adhi Makayasa Akmil 1970 yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.
Editor: Berli Zulkanedi