Pada hari ketiga itu, prajurit Kopassus yang diseleksi diminta tidur sendiri-sendiri dan diberi tahu akan kembali berangkat pukul 03.00 dini hari.
Hasilnya ada prajurit yang bangun, tapi ada juga yang terus tidur seharian. Tes ini untuk mengukur tanggung jawab para prajurit. Namun hanya sekitar 2.500 orang yang lulus dari sekitar 6.400 prajurit yang melewati tes selama sepekan.
Para prajurit yang lulus tentu saja tetap boleh mengenakan baret merah dan tinggal di Jakarta. Sementara yang tidak lulus ditempatkan dalam kesatuan baret hijau Kostrad.
Sintong mengaku ingin menangis karena ternyata banyak prajurit Kopassus harus keluar. "Saya rasanya mau menangis karena banyak orang yang baru masuk Kopassus harus keluar," katanya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait