Sang istri, Herwinoer Bandriani Singgih atau Winoer Idris, ternyata memperhatikan perubahan yang terjadi padanya. Suatu hari, dia memanggil Kemal Idris.
"Kemal, duduklah. Saya mau bicara. Akhir-akhir ini saya perhatikan kamu marah-marah tanpa sebab. Bahkan kamu suka membentak-bentak. Itu bukan kebiasaan kamu," kata Winoer Idris kepada suaminya.
"Bagaimana saya tidak marah? Masa saya harus hidup dari main judi. Itu kan tidak benar. Keadaan sekarang sudah tidak benar," jawab Kemal Idris.
Mendengar alasannya, Winoer Idris menegurnya dengan keras. Dia menyebut keadaan yang mereka hadapi, hidup susah saat itu, merupakan konsekuensi dari sikap Kemal Idris.
Winoer Idris melanjutkan, jika memang sudah tidak tahan dengan keadaannya, Kemal Idris harus segera pergi ke Istana menemui Presiden Soekarno.
Kemal Idris diketahui sebagai salah satu yang kurang disukai Soekarno sehingga kariernya tersendat. Ini juga terkait dengan peristiwa 17 Oktober 1952. Saat itu, Kemal Idris yang berpangkat Mayor dan menjabat sebagai Komandan Resimen ke-7 Divisi Siliwangi, pernah mengarahkan moncong meriam ke Istana.
Winoer Idris mengingatkan, jika ternyata Kemal ke Istana, dia tidak akan menghormatinya lagi seumur hidup.
"Setelah itu pasti hidup kita akan baik. Kalau ternyata hal itu kamu lakukan, saya tidak akan respek pada kamu seumur hidup saya," kata istri Kemal Idris.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait