Perbedaan OPM dan KKB, Ini Penjelasan Tokoh Pemuda Papua
Jumat, 02 April 2021 - 16:25:00 WIT
Antara
Baca Juga
Anggota TNI Ditangkap Diduga Jual Senjata Api ke KKB, Danrem: Belum Ada Laporan
Pergerakan OPM bermula pada 1963, dipimpin mantan Kepala Distrik Demta Jayapura, Aser Demotekay. Lalu muncul gerakan serupa di Manokwari pada 1964 digagas tokoh bernama Terianus Aronggear.
"Organisasi Terianus yang kemudian dikenal OPM. Lalu semakin dikenal pada 1965 lewat pemberontakan kelompok Permenas Ferry Awom di Manokwari," ujarnya.
Baca Juga
KKB Egianus Kogoya Terdesak, Provokasi dan Gertakan Sambal Mereka Tak Perlu Ditanggapi
Seiring berjalannya waktu, kata Ali Kabiay, pergolakan mulai luntur dengan sentuhan humanis pemerintah. Kesejahteraan masyarakat asli di wilayah pesisir Papua menjadi perhatian pemerintah.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal
Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari!
Follow
Artikel Terkait
Papua
10 hari lalu
Jejak Kejahatan Anggota KKB Iron Heluka, Pembakar Gedung Samsat Yahukimo
Papua
10 hari lalu
Kronologi Penangkapan Iron Heluka Anggota KKB saat Bakar Lapak Pedagang Gorengan
Papua
10 hari lalu
Satgas Damai Cartenz Tangkap Iron Heluka Anggota KKB Kodap XVI Yahukimo
Papua
17 hari lalu
Buron 4 Tahun, Maam Taplo Anggota KKB Pembunuh Nakes Gabriella Meilani Ditangkap
Papua
19 hari lalu
Pekerja Bangunan Gereja di Yahukimo Tewas Dibacok, Diduga Ulah KKB
Papua
25 hari lalu
Muda-mudi di Jayapura Dikeroyok di Depan Pomdam Cenderawasih, 4 Pelaku Ditangkap
Berita Terkini
Papua
6 jam lalu
Polri Bangun 6 SPPG Baru di Papua, Percepat Layanan hingga Wilayah 3T
Papua
10 jam lalu
Kepala BSKDN Apresiasi Papua Barat dalam Penguatan Ekosistem Inovasi Daerah
Papua
12 jam lalu
Polri Groundbreaking 6 SPPG Baru di Papua, Wakapolri: Ini Investasi Pelayanan untuk Rakyat
Papua
1 hari lalu
4 Pemuda di Mappi Papua Dianiaya Warga gegara Mabuk dan Buat Onar
Papua
4 hari lalu
TNI AU Bangun Yon Parako 481 di Lanud Silas Papare, Perkuat Keamanan Wilayah Timur
Papua
6 hari lalu
Pria di Biak Numfor Bakar Rumah Warga hingga Rugi Rp800 Juta, Motif Masih Diselidiki